Sejarah Maenpo Cikalong (1)

March 23, 2008 § Leave a comment

Maenpo Cikalong pertama kali dikembangkan dan diajarkan oleh Rd. Djajaperbata (Cikundul – Cikalong Kulon) yang setelah menunaikan ibadah haji berganti nama menjadi Rd. H. Ibrahim Djajaperbata. Beliau adalah anak dari Rd. Radjadiredja dan cucu dari Aria Cikalong. (Aria Cikalong adalah anak dari Bupati Rd. Aria Wiratanudatar VI. Aria Cikalong berguru Maenpo Cimande langsung ke Abah Khaer dan dianggap salah satu murid terbaik Abah Khaer).

Selain belajar Cimande dari keluarganya, Rd. H. Ibrahim Djajaperbata muda juga berguru kepada kakak iparnya, yaitu Rd. Ateng Alimudin (tinggal di Jatinegara), anak Rd. H. Tubagus Kosim yang merupakan keturunan ke-13 dari Sultan Hasanudin Banten.

Rd. Ateng Alimudin sendiri menguasai “Maenpo Cimande aliran Kampung Baru” dan juga maenpo dari daerah asalnya, Banten. Beliau saat itu menjadi terkenal karena berhasil menangkap seorang bandit yang sangat ditakuti di Batavia, Bapak Beka.

Setelah dianggap cukup, Rd. H. Ibrahim Djajaperbata berguru kepada Bang Ma’ruf yang merupakan karib dari Rd. Ateng Alimudin. Bang Ma’ruf sendiri tinggal di Kampung Karet – Tanah Abang. Aliran silat Bang Ma’ruf sendiri tidak diketahui.

Karakter Rd. H. Ibrahim digambarkan sebagai orang dengan kemauan keras dan sangat jujur. Beliau tidak gampang puas dengan hasil latihannya dan juga selalu berlatih dengan “rasa“. (Rasa di sini adalah rasa dalam bahasa Sunda, yang kalau dalam bahasa Indonesia berarti “dengan sepenuh hati”, “dengan konsentrasi tinggi”, atau “tidak sambil bermain-main”).

——————————-

Disadur dari tulisan Kang Mpay, yang pernah menuliskan-nya di forum kaskus.us

Tagged:

Leave a comment

What’s this?

You are currently reading Sejarah Maenpo Cikalong (1) at eureka....!!!.

meta